Transhipment adalah proses kegiatan pengiriman barang dari pelabuhan muat dan dibongkar dipelabuhan transit (dititipkan) yang nantinya muatan tersebut akan dijemput/ diteruskan menuju pelabuhan penerima. Benefit / keuntungan yang diterima bagi pelabuhan transhipment adalah jasa yang diberikan seperti bongkar muat (Lift On Lift Off), jasa penumpukan, waktu penumpukan, hingga kapal pemilik barang menjemput terjadi kegiatan pemuatan kembali.
Keadaan Indonesia saat ini (khusunya sebelum ada rancangan atau jadinya NPCT 1 2016) tidak dapat menerima kapal - kapal bertipe panamax atau mother vessel dipelabuhan akibat dari rendahnya kedalaman draft pelabuhan.
Apabila muncul ada pertanyaan mengapa tidak dikeruk saja pelabuhannya untuk memperdalam draft?
Jawaban pada umumnya adalah ketahan atau tekstur tanah sebelumnya telah diperhitungkan, dampak yang didapat apabila tetap dilakukan pengerukan ketahanan atau pondasi tanahpun akan berkerung (resiko keretakan). Untuk menggambarkan hal tersebut ibarat seseorang berumur lansia diperintahkan untuk belajar menggunakan inline skate, dapat dibayangkan resiko ketahan kaki orang tersebut untuk membuat dirinya seimbang menggunakan inline skate.
Singapura dengan kondisi negara yang kecil namun strategis memanfaatkan kedalaman pelabuhannya agar menjadi pelabuhan transhipment, menjadi gerbang masuk kapal - kapal dari Laut China Selatan yang dapat langsung menyambut dan menjaring kapal berukuran besar untuk langsung masuk ke PSA Singapore Terminal.
Saya tidak pesimis dengan adanya New Priok Container Terminal / NPCT1, keinginan Menhub agar kapal langsung dijaring langsung menuju Priok sangatlah baik (Hal tersebut sudah saya bahas diartikel saya sebelumnya Tol Laut, Kesiapan Konsep, Tanpa Strategi). Namun yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan Pelabuhan Batam yang sampai saat ini pengembangangannya menjadi pertanyaan. Serta posisinya langsung berseberangan dengan Singapura ibarat melihat pesaing yang terus menerima keuntungan didepan mata.
Diluar kondisi Transhipment yang terjadi saat ini, sayapun akan menjelaskan bagaimana mekanisme transhipment terjadi diproses bongkar muat batu bara. Jadi transhipment yang saya sebutkan diatas terjadi antara port to port, lalu bagaimana dengan transhipment ship to ship?
Proses transhipment ship to ship di Indonesia yang saya ketahui terjadi di perairan kalimantan. Dimana proses terjadi dengan kondisi yang sama, karena kondisi tidak dapatnya masuk kapal bertipe panamax menyebabkan transhipment perlu dilakukan.
Dengan gambaran sederhana sebagai berikut:
1. Proses transhiment dapat terjadi apabila pemesan batu bara memesan batubara dalam jumlah banyak
2. Karena kapal yang Panamax tidak dapat masuk pelabuhan karena masalah draft, akhirnya beberapa kapal feeder yang memiliki floating crane menarik tongkang langsung yang sebelumnya sudah melakukan pemuatan batu bara di pelabuhan. (mengisi / memuat batu bara ke tongkang).
3. Kemudian kapal feeder yang memiliki floating crane dengan membawa tongkang menuju tengah laut untuk memuat batu bara ke palka kapal yang telah menunggu.
Keuntungan dari transhipment ship to ship muatan batu bara adalah
1. Menghemat waktu
2. Menanggulangi kapal berdraft besar yang tidak dapat masuk pelabuhan
3. Kuantitas yang diangkut lebih banyak
4. Mengurangi Polusi
5. Mengurangi penangangan muatan ganda
Berikut sekian penjelasan saya mengenai transhipment mohon maaf karena keterbatasan pengetahuan saya secara teknis dan prosesnya secara real / sesuai dengan kondisi lapangan.
Keadaan Indonesia saat ini (khusunya sebelum ada rancangan atau jadinya NPCT 1 2016) tidak dapat menerima kapal - kapal bertipe panamax atau mother vessel dipelabuhan akibat dari rendahnya kedalaman draft pelabuhan.
Apabila muncul ada pertanyaan mengapa tidak dikeruk saja pelabuhannya untuk memperdalam draft?
Jawaban pada umumnya adalah ketahan atau tekstur tanah sebelumnya telah diperhitungkan, dampak yang didapat apabila tetap dilakukan pengerukan ketahanan atau pondasi tanahpun akan berkerung (resiko keretakan). Untuk menggambarkan hal tersebut ibarat seseorang berumur lansia diperintahkan untuk belajar menggunakan inline skate, dapat dibayangkan resiko ketahan kaki orang tersebut untuk membuat dirinya seimbang menggunakan inline skate.
Singapura dengan kondisi negara yang kecil namun strategis memanfaatkan kedalaman pelabuhannya agar menjadi pelabuhan transhipment, menjadi gerbang masuk kapal - kapal dari Laut China Selatan yang dapat langsung menyambut dan menjaring kapal berukuran besar untuk langsung masuk ke PSA Singapore Terminal.
Saya tidak pesimis dengan adanya New Priok Container Terminal / NPCT1, keinginan Menhub agar kapal langsung dijaring langsung menuju Priok sangatlah baik (Hal tersebut sudah saya bahas diartikel saya sebelumnya Tol Laut, Kesiapan Konsep, Tanpa Strategi). Namun yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan Pelabuhan Batam yang sampai saat ini pengembangangannya menjadi pertanyaan. Serta posisinya langsung berseberangan dengan Singapura ibarat melihat pesaing yang terus menerima keuntungan didepan mata.
Diluar kondisi Transhipment yang terjadi saat ini, sayapun akan menjelaskan bagaimana mekanisme transhipment terjadi diproses bongkar muat batu bara. Jadi transhipment yang saya sebutkan diatas terjadi antara port to port, lalu bagaimana dengan transhipment ship to ship?
Proses transhipment ship to ship di Indonesia yang saya ketahui terjadi di perairan kalimantan. Dimana proses terjadi dengan kondisi yang sama, karena kondisi tidak dapatnya masuk kapal bertipe panamax menyebabkan transhipment perlu dilakukan.
Dengan gambaran sederhana sebagai berikut:
1. Proses transhiment dapat terjadi apabila pemesan batu bara memesan batubara dalam jumlah banyak
2. Karena kapal yang Panamax tidak dapat masuk pelabuhan karena masalah draft, akhirnya beberapa kapal feeder yang memiliki floating crane menarik tongkang langsung yang sebelumnya sudah melakukan pemuatan batu bara di pelabuhan. (mengisi / memuat batu bara ke tongkang).
3. Kemudian kapal feeder yang memiliki floating crane dengan membawa tongkang menuju tengah laut untuk memuat batu bara ke palka kapal yang telah menunggu.
Keuntungan dari transhipment ship to ship muatan batu bara adalah
1. Menghemat waktu
2. Menanggulangi kapal berdraft besar yang tidak dapat masuk pelabuhan
3. Kuantitas yang diangkut lebih banyak
4. Mengurangi Polusi
5. Mengurangi penangangan muatan ganda
Berikut sekian penjelasan saya mengenai transhipment mohon maaf karena keterbatasan pengetahuan saya secara teknis dan prosesnya secara real / sesuai dengan kondisi lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar